Hadiri Larung Sembonyo di Teluk Prigi, Novita Hardini mengajak seluruh perempuan di Trenggalek untuk bisa bangkit bersama

Upacara adat Labuh Laut Larung Sembonyo yang merupakan agenda rutin masyarakat nelayan di sekitar Teluk Prigi tahun ini terasa istimewa. Setelah selama dua tahun upacara adat tersebut digelar dan terbatas akibat pandemi, tahun ini dapat kembali dinikmati oleh masyarakat umum.

Lebih spesial lagi, dalam kirab sesaji yang akan dilarung di laut selatan, terlihat istri Bupati Trenggalek Novita Hardini didampingi Puteri Indonesia Jawa Timur Favorit 2022 Melati Tedja. Keduanya mencuri perhatian masyarakat yang hadir menyaksikan upacara adat di sepanjang rute yang dilalui.

Labuh Laut Larung Sembonyo sendiri merupakan sedekah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan atas hasil laut yang selama ini menjadi sumber penghidupan.

“Patut disyukuri pada akhirnya kita bisa menggelar upacara adat Labuh Laut Larung Sembonyo di tahun 2022 ini, sebagaimana kita tahu selama pandemi kita meniadakan keramaian untuk upacara adat ini meskipun nilai kearifan lokalnya sangat tinggi,” ungkap Novita.

“Kita berupaya mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT karena di lautan diberikan keberkahan yang sangat melimpah, sebagai perwujudan rasa syukur itu kita melakukan acara sedekah laut yang biasa oleh masyarakat Watulimo dan lainnya lakukan setiap tahunnya,” imbuh founder UPRINTIS Indonesia itu.

Sedangkan kehadiran Melati Tedja yang merupakan Puteri Indonesia Jawa Timur Favorit 2022 dalam upacara adat tersebut, menurut inisiator Sepeda Keren itu menjadi simbol kebangkitan perempuan dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Untuk itu, Novita mengajak seluruh perempuan di Trenggalek untuk bisa bangkit bersama. Karena menurutnya, laki-laki dan perempuan pada dasarnya mempunyai tanggung jawab yang sama. Di mana membedakan hanyalah status gender semata.

Mengikuti upacara adat Labuh Laut Larung Sembonyo merupakan pengalaman pertama bagi Melati Tedja. Dirinya memuji kearifan lokal dan budaya yang tetap dilestarikan oleh masyarakat nelayan di Teluk Prigi tersebut. Menurutnya, hal itu adalah sebuah budaya yang menarik serta memiliki potensi sebagai daya tarik wisata. (Prokopim Trenggalek)